Keluh kesah

Waktu itu, hujan turun dengan deras. Kota Bandung seketika basah, para pemotor pun terpaksa menghentikan kendaraannya di pinggir jalan agar tidak kehujanan. Banyak orang yang rela menerobos hujan karena ingin cepat-cepat sampai rumah. Aku memegang payung sambil memandangi langit yang berwarna abu, pikiranku resah, perasaanku gelisah. Entah kenapa turunnya hujan seperti mengikuti perasaanku yang kini sedang bersedih. Aku menghela nafas panjang, memikirkan berbagai macam alasan yang membuatku harus menerima keadaan yang tidak aku inginkan. Mencium aroma petrichor membuatku sedikit tenang, tapi tidak dengan pikiranku yang terus, memikirkan berbagai macam alasan yang membuatku harus menerima keadaan yang tidak aku inginkan. Mencium aroma petrichor membuatku sedikit tenang, tapi tidak dengan pikiranku yang terus berkelana kesana-kemari. Kulihat, seseorang melambaikan tangannya di dalam mobil didepanku . Aku menyipitkan mata, apakah itu seseorang yang ku kenal? Lalu aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapapun selain aku yang berdiri seorang diri di depan toko terbengkalai. Lalu seseorang itu turun dari mobilnya. Aku terlalu banyak memikirkan sesuatu sampai tidak sadar bahwa seseorang tadi telah berdiri tepat di depanku, "Hei, mengapa kamu melamun di tengah hujan seperti ini?," Ucapnya sedikit khawatir, aku mengerjap. "Dingin, enak untuk melamun." Ucapku. Seseorang itu menawarkan tumpangan, namun aku terheran-heran, mengapa tiba-tiba? kita tidak saling mengenal satu sama lain. "Uhm, apakah kamu tau?" Ia bertanya. Jelas aku heran, apa maksudnya? "Sebenarnya kita saling kenal. Kamu tak ingat? Parah," lalu seseorang itu tertawa evil. Aku mengerutkan dahiku sembari menggeleng, "Aku benar-benar tidak tahu kanu siapa, aku mera. Aku mengerutkan dahiku sembari menggeleng, "Aku benar-benar tidak tahu kanu siapa, aku merasa kita juga tak saling kenal." Seseorang itu tertawa kembali, apakah dia sudah gila? "Aku ikal, temanmu semasa kita menjadi mermaid. Aku mengerutkan dahiku sembari menggeleng, "Aku benar-benar tidak tahu kanu siapa, aku merasa kita juga tak saling kenal." Seseorang itu tertawa kembali, apakah dia sudah gila? "Aku ikal, temanmu semasa kita menjadi mermaid, Aku datang dari kerajaan di bawah laut sana." MONYET "Huh?" Gumamku, "kamu tidak waras, ya? Mana ada mermaid di dunia ini." Ucapku lagi. "Ada, ini buktinya aku berdiri di depan mata." Ikal mengedipkan matanya wink wink aku bergidik ngeri, mungkin orang ini benar benar tak waras. "Ikal, bisa tolong turunkan aku sekarang? Rumahku sudah dekat." Ikal menurut . Aku merasa gila sekarang, pikiranku semakin tidak karuan, mungkin ini hanya halusinasi karena aku terlalu banyak memikirkan hal-hal yang sebenernya tidak perlu dipikirkan. "Aku hanya bercanda, lalu, apa yang kamu pikirkan hingga melamun di sana?" Tanya ikal melanjutkan perjalanan. Aku menoleh ke arah kaca dan berteriak "ARGHHHHHHH bisa tidak kamu tidak banyak tanya-tanya. Kepalaku ingin meledak duar sekarang juga, pusing sekali mendengarkanmu punya banyak pertanyaan dan mengoceh tanpa henti." Tamat
Keluh kesah
0

Writers
ikal anjay mabarb
Publish Date
3/9/2023

0 Comment

Log in to add comment