Langkah Tak Bertuan
Hujan turun deras Senin pagi itu, aku terduduk santai menunggu pelajaran dimulai.
"Hujan seperti ini, tidak akan pernah berhenti.'' gumamku di dalam hati
Sedari aku datang, kelas terasa sangat sepi, suasananya pun tak seperti biasa, aku merasakan sesuatu yang aneh, sampai ketika... "Hey bengong aja lu, kesurupan nanti, cepetan pulang pake jas ujan gua aja kalo lu ga punya.''. aku masih saja bertanya-tanya dia siapa, aku hanya bisa terdiam sambil melihat wajahnya yang lesuh tapi masih tetap mengeluarkan aura yang bersemangat,
"Yah, malah diem aja, buruan ayok pulang, keburu hujannya deras lagi." ujarnya, aku masih terdiam mencoba mencerna apa yang terjadi, seseorang yang asing tiba-tiba datang yang seakan-akan sudah lama mengenali ku.. aku mengikuti apa yang dia katakan, meminjam jas hujan yang ia tawarkan dan bergegas pulang, tapi tetap saja dia masih menungguku untuk pulang bersamanya, dengan berat hati akhirnya pun aku menyetujui idenya dan pulang bersamanya.
"Nama gua Dirga." ujar anak itu di tengah derasnya hujan, aku mendengarnya dengan jelas, namun aku masih aja heran dengan maksdu dan tujuan dia apa, tapi yasudahlah tidak perlu aku pikirkan.
Aku berjalan beriringan dengan dia, tubuhnya tinggi, hidungnya mancung. Ya Tuhan dia ganteng banget. Lamunanku terpecah saat dia melambaikan tangannya di depanku. "Ya elah, masih bengong aja, itu motor gua di depan. Lu pulang sendiri kan? Mending bareng gua, gua anter sampe depan rumah, sampe kamarl." Ujarnya yang membuatku semakin kebingungan, tapi hal ini belum pernah terjadi selama aku hidup, tuhan ini manis banget, tidak sadar aku masuk ke dalam ucapannya, menaiki motor yang ia sh
Aku hanya terdiam selama perjalanan pulang, ia berbicara banyak hal, namun aku hanya tertawa menanggapi omongan-omongan yang ia lontarkan. Sesekali aku bertanya kenapa sebaik itu denganku, tapi tetap saja dia tidak mau memberitahuku.
Udara pada saat itu dingin,tapi tidak dengan ya dia sangat begitu hangat, aku terbuai, jadi ini rasanya jauh cinta. Waktu berlalu begitu cepat, bagaikan batu yang melesat, aku sudah sampai di depan rumahku, ia tersenyum melihatku memakai jas hujan berwarna pink yang ia pinjamkan.
"kamu mau mampir dulu ga?, Minum teh hangat. "
" Ga usah gua balik aja " sautnya yang terburu-buru
Aku masuk ke dalam rumah dengan langkah yang sedikit terburu-buru juga menuju kamar, terlalu banyak bunga yang bermekaran dalam hatiku saat ini.
Singkat cerita, hari esok pun tiba, aku tak sabar bertemu dengannya. Dirga, nama itu selalu melayang-layang dalam fikiranku saat ku berangkat ke sekolah,langkahku mencari kemana ia pergi, menjelajah jauh di dalam pikiran.
Aku langsung terduduk di kursi kelasku, aku tak melihatnya, dimana dirga. Aku memutuskan untuk mencarinya di sekolah, namun aku tak menemukannya, kemana dia.
Sampai suatu ketika mataku tertuju pada satu lorong yang gelap, apakah dia di sana? Dengan asap rokoknya yang mengepul dari tangannya, baju putih yang berubah menjadi merah bersimbah darah.
Itu Dirga, dengan wajah yang pucat tersenyum kepadaku, aku diam tak berkutik melihatnya, kenapa Dirga begitu.
Aku di sambut ria dengan lontaran kata-kata yang tidak ingin aku dengar dari teman-temannya ''oh ini nata yang di jadiin bahan taruhan,gila Dirga keren banget bi
0
Langkah Tak Bertuan
0
Writers
Publish Date
1/2/2023
0 Comment
Log in to add comment