Bunda

Bunda. Lima huruf berjuta makna. Wanita paling hebat sejagat raya. Bunda adalah segalanya, bagiku, bagi adikku, dan bagi keluargaku. Dia hebat, bisa menanggung keluarga kami sendirian, menjadi suri teladan bagi keluarga kami. Tetapi suatu ketika beliau mengalami sebuah musibah ekonomi yang mengakibatkan keluarganya kurang bisa hidup dengab kecukupan. Namun, Bunda tetaplah Bunda, wanita yang akan berjuang dengan sepenuh jiwa dan raganya untuk keluarga Entah Bunda dibuat oleh apa, namun dirinha bak malaikat, bak seseorang yang sangat dihormati oleh keluarganya, beliau pun akhirnya bekerja keras hingga bisa tetap menafkahi anaknya. Aku merasa malu, masih banyak salah terhadap Bunda. Rasanya, sejuta kasihnya terhadapku, tak bisa digantikan oleh apapun, tak bisa digantikan, bahkan jika aku bertaruh dengan dunia dan seisinya. Rasa sayang yang sangat dalam membuatku terasa hancur ketika melihat beliau bekerja keras untuk menafkahi anak-anaknya. Bunda, maaf ya.. aku banyak salahnya, banyak kurangnya.. belum bisa jadi anak yang baik buat Bunda. Bunda, maaf ya.. belum banyak yang bisa aku kasih ke Bunda, aku hanya bisa membantu pekerjaan rumah yang tidak sebanding dengan apa yang bunda lakukan kepada kami... Maaf bunda tetapi memang seperti ini yang hanya bisa aku lakukan terhadap bunda. Bunda, aku harap kamu diberi banyak kebahagiaan oleh Tuhan. Aku harap, Tuhan menghapus semua kesedihan kesedihanmu. Aku harap, hanya rasa bahagia yang antusias menyertai dirimu. Semoga tetap semangat agar aku bisa membahgiakan bunda kelak di kemudian hari. Aku janji, aku akan memberikan apa yang Bunda inginkan di masa depan. Aku janji, aku akan jadi anak baik, dan sukses untuk Bunda, dan adik.. Bunda, semoga curahan hati aku bisa terdengar langsung kedalam hati nurani bunda, agar aku tetap semangat menjalani kehidupan ini. Bunda, aku sayang Bunda dengan seluruh hatiku, aku harap Bunda tau. Maaf tidak bisa mengatakan langsung, Bunda tahu, untuk bilang sayang, rasanya aku tak pantas. Maaf, Bunda.. Aku rasa diriku ini kurang pantas disebut kakak tertua, karena sifatku yang masih belum berani mengatakannya secara langsung kepada Bunda, kelak aku harap aku bisa mengatakannya. Bunda semoga apa yang sudah aku tuliskan semua ini menyatu kedalam diri bunda. Sehat selalu Bunda! Sayang Bunda, Dari aku, yang selamanya jadi anak Bunda. -Aku
Bunda
0

Writers
kecaAkbar
Publish Date
12/24/2022

0 Comment

Log in to add comment