heather
Di hari itu, aku mengingat semua hal dengan detail. Mulai dari kamu yang memberikan sweatermu kepadaku dan mengatakan bahwa aku terlihat cantik dalam sweatermu. Hari berlalu dengan sangat cepat, aku semakin sering berpas-pasan denganmu. Aku selalu berpikir, apakah dengan hal-hal yang selalu kau lakukan pada ku, artinya kau menyukai ku juga? Aku selalu merasa bahwa kita memiliki perasaan yang sama. Hanya dengan menatap matamu pun aku sudah senang. Namu siapakah gadis itu yang selalu kau pandang? sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan.
"hai, kenalin ini temanku namanya Lea. Lea kenalin ya ini temanku juga namanya Jess" ucap seseorang bernama Tricia yaitu teman dekatku yang selalu berada di sisi ku, ya selama 6 bulan ini, aku tidak tau jika misal ia akan berpaling sisi dan tidak berada di sisi ku kembali.
"Oh, halo.. Lea? Senang bertemu denganmu..?" Eh? mengapa Ian dengan secara tiba tiba ingin berkenalan dengan Lea? atau mereka sudah saling kenal? tidak tahu juga.
"Ian ya? haha lucu kita biasa saling nyapa aja tapi kali ini baru bisa saling ngobrol" ucap Lea dengan kekehan tawa nya yang bahkan terdengar sangat.. merdu, entah mengapa aku mulai menepuk pundak Ian.
"Ian? tumben lewat sini haha, kau kenal Lea juga ya? sudah berapa lama kalian saling kenal?" ucapku
"eh? ya belum lama kok.. hehe." ucap ian dengan wajah tersipu.
entah kenapa aku merasa ada yang mengganjal melihat mereka berdua berinteraksi.
Hari sangat cepat berlalu bahkan aku tidak tahu alasannya mengapa. Aku, Lea, Ian dan Tricia lama kelamaan menjadi sangat dekat. Aku baru saja menyadari bahwa Lea adalah perempuan yang sangat dapat dikagumi, mulai dari sifatnya yang baik, tiap inci dari wajahnya terlihat sangat indah untuk dipandang untuk siapa saja, ia juga begitu pintar dan tidak pernah membuat kami kesal, ia sangat ku.m sempurna..
setiap kali aku melihat ian dan lea, mereka semakin dekat. Bahkan seperti bukan teman, aku melihat Ian memberikan Lea polyesternya. Jujur saja Lea adalah teman yang sangat baik dan menurutku dia bisa menjadi pasangan yang sangat cocok untuk siapapun itu.
Namun tidak tahu mengapa ada sisi dari diriku yang menginginkan dia untuk mati saja. Semakin hari aku dan Ian sudah tidak berkomunikasi lagi dan bahkan tidak ada bertukar sapa sekalipun. Aku merasa sangat kehilangan. Setiap hari ku lihat mereka bersama dan mereka terlihat sangat serasi. Jujur saja aku merasa cemburu. Siapa yang tahan melihat orang yang kau sukai dekat dengan perempuan lain? tidak ada.
Aku teringat momen saat aku dan Ian masih dekat seperti sahabat. Ian juga memberiku sweater, punyaku lebih bagus, tapi sepertinya kamu kebih menyukai aku dalam sweatermu.
Hingga suatu hari tanpa alasan yang jelas Ian memanggilku, katanya untuk menjelaskan sesuatu? apa yang ingin dia jelaskan jika sebenarnya semua sudah sangat jelas untukku.
"Kenapa, Ian? ada masalah?" Tanyaku dengan penuh keheranan, Ian hanya memberikanku mukanya yang terlihat cemas.
"ah itu.. aku ingin meminta balik sweater ku, apa boleh? maaf sekali tapi ini sangat diperlukan untuk saat ini, Lea ingin pulang tetapi kehujanan dan aki tidak membawa payung, jadi apakah boleh aku ambil kembali sweaterku?" ucap Ian.
Tentu aku kaget dengan pernyataan tersebut. Dasar tidak tahu malu. Tapi aku tetap memberikan sweaternya karena aku tidak bisa menolak permintaan Ian. Ian berlari menuju Lea dan memakaikan sweater itu padanya. Sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan untuk ditonton.
Kebesokkannya aku melihat Lea yang memakai sweater Ian dan memamerkannya ke seluruh sekolah bahwa ia dan Ian sudah mulai berpacaran. Ian dengan tiba tiba menghampiri Lea dan memegang tangannya, ia genggam dengan sangat erat, sangat erat sampai kegiatan ku yang sedang menaruh buku di loker terhenti. Buku ku terjatuh..
"Tricia.. apakah apa yang ku lihat sekarang adalah kenyataan?" Tricia menatapku dengan wajah sedih dan mengangguk.
Aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Lea, she's perfect. Bagaimana bisa aku membencinya? itu juga pilihan Ian berpacaran dengan Lea.
Dan kejadian yang sama terulang lagi, Ian memanggilku lagi untuk hal yang aku tidak tahu apa itu.
"Jess, maaf karna selama ini aku hanya memberimu harapan palsu. Mohon terima ini sebagai perminta maafanku" Dengan tatapan sedikit menyesal Ian memberikanku sebuah bunga yang sangat.. indah.
"Kau gila ya? sekadang kamu sudah berpacaran dengan Lea dan kamu meminta maaf? Baiklah. Asal kau jangan dekati aku lagi mulai dari sekarang."
"Ah.. baiklah, maafkan aku sekali lagi ya, Jess" Ian membalikkan punggung nya perlahan dan berjalan kembali menuju Lea. Aku tahu betul apa yang sedang ku lihat. Memang menyakitkan, tetapi aku berusaha untuk tetap tegar.
sedih melihat salah satu sahabatku pergi. Tapi itu juga karena aku salah mengartikan kebaikannya. Harusnya aku ikut bahagia atas hubungan mereka.
"Lea, selamat yah. semoga langgeng sama Ian." aku tersenyum pada Lea dan mulai melangkah pergi dari tempat awal aku berdiri.
Sudah 1 tahun lamanya Ian dan Lea berpacaran, sejujurnya aku masih memiliki sedikit perasaan untuk Ian walau aku tidak mengganggu hubungan mereka sama sekali. Entah apa yang memasuki ku waktu itu, aku berjalan menuju Ian yang sedang menunggu Lea didalam gedung sekolah.
"Ian, jika aku secantik Lea, sebaik Lea, apakah kau ingin menjalin hubungan dengan ku pada saat itu?" Ah aku tidak sadar aku baru saja mengatakan itu.
"Bagaimana ya Jess.."
"IANN AKU SUDAH SELESAII" ucap seseorang dari jauh, itu Lea.
Aku tersenyum pada Lea dan pergi meninggalkan mereka berdua. Ian menatapku dengan tatapan teduh saat aku mulai menjauh dari lingkungan mereka.
Sejujurnya, merelakan seseorang adalah hal yang sangat susah. jika ada yang bilang merelakan seseorang adalah hal yang mudah mungkin aku akan memohon kepada orang itu untuk memberikan jiwanya kepadaku.
Apakah ini tandanya aku untuk mundur dan mencari kebahagiaanku sendiri? apakah aku harus meneruskan hidup ku ini tanpa mereka dan mulai menerima orang-orang baru di hidup ku? Tentu saja. Mulai hari ini aku akan terus bertekad pada itu, Aku selalu berharap akan seperti itu selanjutnya.
But sometimes, i still kinda wish i was heather.
0
heather
0
Writers
Publish Date
12/24/2022
0 Comment
Log in to add comment