Senja dan Kenangan
Di suatu sore yang cerah, aku duduk termenung di atap rumah. Aku termenung hebat senjakala menyaksikan tenggelamnya matahari dari ufuk barat. Seraya menatap cangkir kopi yang kubuat dari tadi pagi. Cangkir yang terbengkalai di rumah itu sekarang mempunyai tuan yang sangat baik hati sampai-sampai isinya diminum habis. Menemani kerinduan yang melanda sejak fajar menyambut. Sedih, gundah, resah, aku merindukan sosok yang dulu menemaniku dikala senja mulai menghilang dan digantikan oleh malam yang gelap. Kini aku hanya sendiri disini merenungi kehidupan yang tiada akhir ini, kapan aku mati ya? Itu terlihat di dalam benakku berulang kali. Mungkin dia disana enggan menungguku, mungkin Tuhan juga menutup jalan agar aku tidak bisa bersamanya. Ternyata aku terlahir sebagai manusia yang lemah.
0
Senja dan Kenangan
0
Writers
Publish Date
12/24/2022
0 Comment
Log in to add comment