Tamu Tengah Malam
Aku sudah hendak tertidur tengah malam itu ketika tiba-tiba terdengar bunyi ketokan pintu. Aku mengecek jam dinding dan menemukan bahwa sekarang sudah jam 11 malam. Aku tak mengundang siapapun malam-malam begini. Orang gila macam apa yang bertamu di jam segini? Dengan susah payah aku menahan kantuk dan melangkahkan kakiku ke arah pintu depan. Sebelum membuka pintu, aku mengintip dari balik jendela. Ada seseorang di depan.
Dengan ragu-ragu aku berjalan ke pintu rumah, namun berhenti sekejap untuk memastikan.
"Siapa di sana?" tanyaku pelan.
"Ini aku! Reyhan!" Balas seseorang di depan sana.
"Bisakah kau membukakan pintu? Aku perlu mengatakan sesuatu," pintanya cepat.
"Maaf, Pak. Sepertinya anda salah alamat. Saya tidak punya kenalan yang bernama Reyhan,"
"Kau yakin? Coba kau ingat-Ingat dulu"
Tentu saja aku ingat. Aku tak ounya kenalan yang bernama Reyhan. Lebih tepatnAku sudah hendak tertidur tengah malam itu ketika tiba-tiba terdengar bunyi ketokan pintu. Aku mengecek jam dinding dan menemukan bahwa sekarang sudah jam 11 malam. Aku tak mengundang siapapun malam-malam begini. Orang gila macam apa yang bertamu di jam segini? Dengan susah payah aku menahan kantuk dan melangkahkan kakiku ke arah pintu depan. Sebelum membuka pintu, aku mengintip dari balik jendela. Ada seseorang di depan.
Dengan ragu-ragu aku berjalan ke pintu rumah, namun berhenti sekejap untuk memastikan.
"Siapa di sana?" tanyaku pelan.
"Ini aku! Reyhan!" Balas seseorang di depan sana.
"Bisakah kau membukakan pintu? Aku perlu mengatakan sesuatu," pintanya cepat.
"Maaf, Pak. Sepertinya anda salah alamat. Saya tidak punya kenalan yang bernama Reyhan," jawabku.
"Apa kau yakin? Coba kau ingat-ingat dulu."
Tentu saja aku tak punya kenalan yang bernama Rehyan. Lebih tepatnya, oarng bernama Reyhan yang masih hidup.
Aku terperanjat. Daun pintu rumah digedor dengan kuat. Aku mundur ke belakang karena merasa sangat ketakutan.
0
Tamu Tengah Malam
0
Writers
Publish Date
12/23/2022
0 Comment
Log in to add comment