Pandangan Pertama
Kala itu, masih teringat jelas saat hujan deras aku bertemu dirinya di halte busDia berdiri di sana, raut wajahnya terlihat lesu dan sayu.. segaris senyum tipis di bibirnya seolah mencerminkan luka yang dalam.Taatrannya terpaku ke arah jauh, seakan sedang mencari sesuatu yang hilang. Kucoba untuk berani dan bertanya padanya, apa yang sedang dipikirkannya. Namun, hanya senyap yang menjawab pertanyaanku, seakan rahasia pahit terus menghantui setiap pandangannya. Sesekali, air mata kecil turun membasahi pipinya, seolah mengalir begitu saja tanpa ia sadari. Bus yang aku tunggu sudah datang. Aku dengan terburu buru memberikan sekotak tisu padanya. Sambil tersenyum getir, ia menerimanya dengan sedikit keraguan dalam tatapannya yang kosong. Dipandangnya aku dengan pandangan mata yang memelas, seolah memohon untuk mengerti akan kegelisahannya yang tersembunyi. Setelah itu, langkahnya pergi tanpa sepatah kata pun, meninggalkan aku yang terdiam dalam hujan deras dengan pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Aku terus kepikiran tentang dia. Ntah kenapa wajahnya terasa familiarSetiap detik berlalu begitu lamban, mengalir bersama rintik hujan yang semakin menguat, sesuai dengan hampa yang terus kurasakan sejak perjumpaan singkat kami itu. Aku berharap dapat melupakan sosoknya yang kian merayap di benakku, meskipun tatap matanya telah pergi bersama angin senja yang tak kembali.
0
Pandangan Pertama
0
Writers
Publish Date
10/19/2024
0 Comment
Log in to add comment