Cinta Dalam Diam

Suatu ketika Nawa pergi ke pantai bersama temannya . Temannya itu melihat seseorang nan indah di tepi pantai, ia memberitahu Nawa akan hal itu namun nawa sibuk memperhatikan indahnya laut, hingga ia penasaran dengan seseorang yang dimaksud temannya itu. Sita, teman nawa itu pun menepuk pundak Nawa yang tengah sibuk memandang lautan, Nawa menoleh ke Sita dan bertanya "kenapa Sita?", Sita pun menjawab "lihatlah lelaki tampan itu". "Bukankah wajahnya mirip seperti lucas?", sambung Sita. Nawa terdiam sejenak memikirkan kalimat tersebut di otak , "Ehmm, memang mirip sih" batin Nawa. Nawa kemudian melakukan kontak mata dengan lelaki tersebut, menyadari hal itu Nawa salting dan berbalik arah sambil mengajak Sita pergi ke pinggiran pantai,. Kemudian mereka memutuskan memakan bekal mereka. Kemudian Sita sambil terus memandangi lelaki mirip Lucas itu. Sita berkata"Kalau jadi milikmu, kayanya kamu beruntung banget wa!". Nawa kembali memalingkan wajahnya ke lelaki itu. Nawa berpikir kembali "Mungkinkah aku bertemu kembali dengannya?? Ahh seprtinya tidak mungkin. Dia hanya mantan onlineku dan kami belum pernah bertemu", batin Nawa. Keesokan harinya, Nawa terkejut melihat sesosok lelaki itu pindah ke sekolahnya. Rasa bahagia yang Nawa rasakan naik sampai-sampai tak bisa berkata-kata karena Bu Guru mengumumkan siswa baru itu ternyata berada di kelas uanya, kelas super unggulan dimana nawa juga berada di kelas tersebut. Nawa kembali di buat terpesona akan penampilan nya yang memikat hati siapapun yang melihat. Entah kebetulan atau takdir tuhan, bangku di belakang Nawa kosong sehingga bangku tersebut ditempati oleh anak baru tersebut. Setelah perkenalan singkat akhirnya Nawa mengetahui nama dari orang itu, namanya askara. "Eh kok kaya pernah kenal, tapi dimana ya?" batin Nawa saat itu. Nawa memikirkan kembali jigsaw memori ingatannya dan mencoba mengira². Tiba-tiba askara mengajak Nawa berkenalan. "Hai kenalin gue Askara, panggil aja Aska or Kara juga boleh sih", ucap Askara. "Ohh oke. Gue Nawa. salam kenal", jawab Nawa. Sita entah kapan sudah ada di hadapannya sambil senyum-senyum dan memperhatikan wajah askara kala itu. Bell istirahat terdengar, Sita mengajak Nawa ke kantin. Melihat Aska yang belum memiliki teman, Nawa mengajaknya juga ke kantin sekolah. Askara pun tak menolak ajakan Nawa. Setibanya di kantin, Mereka memesan makanan dan minuman sembari berbincang-bincang dan terseletuklah pertanyaan Nawa "kamu pernah ke pantai akhir-akhir ini?" . Aska yanh sedang makan berhadapan dengan Nawa, menjawab pertanyaannya "ahh iyaa,, eh kamu yg kemarin itu ya?" tanya Askara. "yang kemarin? kamu ngeliat aku?" Nawa kembali bertanya. Aska memalingkan wajahnya dan memilih untuk menghabiskan makanannya. Tak lama aska berkata "Iya, kamu kan yang waktu itu bareng si temenmu ini, aku inget kok. Aku emang sering pergi ke pantai". Nawa dan Sita mengangguk dan lanjut menghabiskan makanannya. Tiba waktunya masuk kelas, mereka bertiga kembali ke Kelas Auanya. Tak berselang lama, guru datang dan pelajaran dimulai. Obrolan saat itu hanyalah tentang pelajaran . Singkat waktu bel pulang berbunyi, seperti biasa Sita menghampiri Nawa di kelas. Sita dan Nawa biasa pulang bersama , namun saat itu Sita malah mengajak Askara pulang bersama mereka. Askara pun menyetujui ajakan tersebut. Sebelum pergi Askara menyempatkan diri untuk berdoa. Ya kini mereka bertiga pulang bersama, obrolan itu pun nihil di perjalanan . Hingga akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing, Nawa menyadari bahwa dirinya belum mengerjakan soal yang tadi guru berikan. Nawa kemudian mengambil smartphone nya bergegas mengabari Sita, namun nomor sita sedang offline. Dan Nawa lupa untuk meminta nomor Askara waktu itu. "Yaudah deh aku kerjain sebisaku", tutur Nawa sedikit mengeluh. Saat sedang fokus tiba tiba ada nomor asing memberi pesan, Nawa spontan mengecek layar hp nya, dan terkaget kaget setelah membaca chat nya. "Loh?! ini nomor Askara?," gumam Nawa sambil kegirangan. Ia menyadari sikapnya yang cukup menyadarkan bahwa ia mulai timbul rasa suka pada Askara. Askara memiliki kepribadian yang ramah, sopan, dan pintar. Tak heran banyak wanita yang juga menyukai Askara. Termasuk Nawa. Buktinya saat hari Valentine, Askara menerima banyak cokelat yang entah dari siapa itu. Nawa tidak tahu jika ada salah satu temannya yang juga menyukai Askara. Nawa pun sering curhat ke Sita akan hal itu, namun Sita menenangkan Nawa dan mendenharkan cuehatannya. Hingga pada suatu ketika, terbesit pikiran Nawa untuk mengajak study date bareng Askara. Askara pun dengan ramah menyetujuinya. Sungguh senang perasaan Nawa kala itu. Hari yg ditunggu² Nawa datang. Nawa dan Askara memilih belajar di perpustakaan kotam mereka. Nawa sedikit merqsa gugup, dan gelagatnya menunjukan bahwa ia salah tingkah. Askara mengetahui sikap Nawa itu dan berkata "Kamu gapapa Nawa? ," Nawa pun menjawab "Iya , gappaa kok..." . Askara lalu memilihkan tempat mereka belajar. Waktu terus berjalan, Nawa terus merasakan gugup selama duduk disamping Askara. Terkadang Nawa menanyakan soal-soal yang Nawa anggap susah. Namun Askara dengan mudah menjelaskan dan mengajari Nawa sampai ia paham. "Gila pinter banget kamu Ra," ucap Nawa. Askara menimpali "hehe enggak kok, kamu juga pinter Wa,". Waktu tak terasa sudah 2 jam sejak mereka datang. Askara bertanya ke Nawa, "Wa, kamu haus? mau aku beliin minum? ". Nawa mengangguk tanda setuju. Aska pun bergegas membelikan Nawa minum di kantin lantai 3 perpustakaan itu. Sesampainya di lantai 3, Nawa bertemu dengan Sita. Sita dengan wajah terkejutnya sekaligus terheran, "loh Askara kamu disini juga?," tanya sita kepada Askara. Askara menjawab "Iya nih lagi sama Nawa juga," Sita kembali bertanya. "Kok Nawa ga ada? dimana dia?,". Dengan santainya Askara menunjuk lantai 2 tempat mereka belajar sedari pagi. "Ooh yaudah kalo gitu, lanjutin aja deh ue!!". Sita agak kesal dan langsung membuka hpnya untuk mengirimi chat kepada Nawa. "Nawa, lo gila ya?! lagi nge date sama Aska?" Chat Sita ke Nawa. Nawa yang tak membuka hp saat itu, tak tahu bahwa Sita menanyakannya. Selang beberapa menit, Askara pamit ke lantai 2. Tak lupa mengajak Sita, "sita ayo kalau mau ikut," namun Sita menolaknya . Sita memilih bergegas pulang. Aska pun kembali ke tempat Nawa menunggunya sambil setengah tertidur. Askara yang melihat itu lalu dengan lembut mengelus rambut Nawa sembari membangunkannya. "Wa, ini minuman kamu. Eh iya tadi aku ketemu Sita loh," kata aska. Nawa yg setengah tertidur langsung bangun. Hah . "Hah Sita! Astagaa hp ku dimana ya aduh," ucap nawa. Nawa merasa bersalah karena lupa mengajak Sita. Ia langsung membalas pesan yang sita kirjmkan tadi. "Sit, maafin aku ya." balasku. Singkat cerita Nawa mengajak untuk pulang. Di tengah jalan, Aska bertanya "Sita itu temen deketmu ya?,". Nawa mengangguk dan meminta berganti tujuan ke rumah Sita. Sesampainya di Rumah Sita, Nawa meminta Sita keluar untuk membicarakan ini. Namun, sepertinya Sita tak dirumah. Sedihnya Nawa saat itu. Namun Ibu Sita menyuruh Nawa untuk menunggu sebentar. "Kamu ke Kamarnya Sita aja gih, diatas. " . Karena tak enak hati, Nawa memilih menunggi di ruang tamu. Mata nawa tak sengaja melihat foto-foto yang berada di ruang tamu. Salah satu foto itu adalah sesosok pria yang sangat asing baginya. Nawa penasaran akan hal itu namun enggan untuk bertanya. Di samping foto itu ada foto yang terbalik. Saat dibuka betapa kagetnya Nawa saag melihat foto itu, itu adalah foto makhluk hidup yang menhangar Naya ke Rumah Sita, tak lain tak bukan Askara. Nawa kaget tak bisa mencerna apa yang sudah Ia lihat. Lama ia menunggu Sita yang tak kunjung datang, Nawa memutuskan untuk pulang dengan perasaan yang campur aduk. Askara yang memboncengnya keheranan karena ia tadi sibuk melihat-lihat kucing Sita. Sesampainya dirumah Nawa, Askara meminta pamit pulang ke Nawa karena ada urusan. Hari itu sungguh berada di luar ekspektasi Nawa. Nawa tidur terlelap dibayang bayangi chat Sita yang tak kunjung dibalas. Pagi pun menjemput, Nawa ke sekolah seperti biasa. Ia bertemu Sita di koridor kelas, namun Sita tampak cuek terhadapnya. Nawa menegur "Sitaa, ". Sita menjawab "Iya," raut wajahnya tak enak dilihat saat itu. Askara yang melihat kejadian barusan pun bertanya-tanya . Mereka masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran. Saat waktu istirahat Askara berusaha mendamaikan keduanya dengan mempertemukan Nawa dan Sita. Askara mengajak mereka berdua ke kantin sekolah. Akan tetapi, Sita dengan tegas menolaknya. Nawa dengan hati yang lemah tak kuasa menahan kesedihannya karena tak biasanya Sita bersikap seperti itu. Akhirnya, mereka tak ada yang berani berbicara. Hingga Aska yang tak tahan lemudian membuka obrolan "kamu kenapa Sita? Gak kayak biasanya?". "Nggapapa kok," jawab Sita. Nawa yang tak sadar sudha meneteskan air mata membuat kekhawatiran Aska memuncak. "Sita! jawab yang bener, ada apa??" Sita kemudian berkata dengan lantang "gue suka sama Lo askaraa! Lo tuh ngerti ngga sih?! Sebenarnya dari waktu pertama kali gue liat muka lo itu gue udah suka. Tapi kenapa sih lo lebih milih Nawa daripada gue. !!!," tegasnya. Askara kebingungan menanggapi omongan Sita barusan. Kejadian waktu itu membuat heboh satu kelas. Kelas Auanya yang dikenal ambis itu berubah menjadi persaingan cinta antara Nawa dan juga Sita. Nawa mengatakan bahwa dirinya juga menyukai Askara. Askara tambah bingung terhadap situasi ini. Kemudian Nawa mengatakan bahwa dia tak ingin persahabatannya hancur hanya karena masalah cinta². Sita tak tahan dengan situasi kala itu kemudian memilih meninggalkan kelas. Nawa kemudian mengejarnya. Memeluk Sita dari belakang, seraya berkata "maafin aku sit, aku ga sadar kalo kamu juga suka, udah ya kamu jangan marah lagi sama aku. Aku ga bisa kalo ga sama kamu, kita sudahi aja perasaan ini. Atau aku rela deh ngelepas askara buat kamu. Asal persahabatan kita ga hancur.", ujar Nawa sesegukan. Sita mengehentikan langkahnya dan membalas pelukan Nawa. "Maafin gue juga Wa, gua udah salah , gua udah lancang suka sama cowo yang juga lo suka. ", ucap Sita. Persahabatan Nawa dan Sita kembali merekah seperti sedia kala. Askara pun mulai memahami situasi tersebut. Namun, takdir berkata lain saat Askara pun pindah lagi mengikuti dinas orang tua nya. Askara berpesan bahwa walau ia pergi, ia tetap berharap pertemanan kita semua abadi sampai kita tua nanti. Selesaii
Cinta Dalam Diam
0

Writers
Akhidiradnaluw
Publish Date
12/3/2023

0 Comment

Log in to add comment