Senja Kala Itu
Kemarin, dipulul 15.00 kala itu Zhongli dan Childe sedang bersantai di ruang tamu dengan tenang, mereka membuat makanan yang cukup nikmat, tetapi ada sesuatu yang mengganggu mereka.
"Cil"
"Cal cil cal cil, emangnya gw bocil?"
"Ya, maaf, tapi itu gak bakalan apa apa?"
"Apa?"
"Kayaknya itu y=ang porsi kamu agak kebanyakan garem, bukannya kamu gak suka asin?"
"Hah?"
Childe melihat makanannya dengan na'as, ia pun menyicipinya, beneran keasinan.
"Waduh iya, mending pake apa dong? Ro***"
"Malah tambah asin.... mending gula.."
"Oh iya bener juga."
Zhongli menghela nafas membantu mengambil toples berisi gula diatas lemari es.
"Saya sudah bawa gulanya, mau sebagaimana?"
"Setengah sendok juga cukup."
"Oke saya bantu, Sebentar"
Zhongli menaburkan gulanya, tapi jantung childe mungkin tidak bisa menahannya. Orang sial, sebatas bantuin masak saja ganteng. Mana wanginya masuk kedalam indra penciumannya ya mana tahan!
Childe memeluk Zhongli dari belakang sambil mengubur kepalanya di punggung lebar zhongli yang wangi teh jasmine.
"Ada apa?"
"Engga, cuma salting dikit. Kamu itu kegantengan tau."
"Beneran? Bagus dong. Biar kamu gak dimilikin orang lain harus ganteng lah"
Wajah childe memerah, orang ini betul betul bangsat. Kenapa ngomongnya harus begituuu????!?!?!?
Zhongli hanya tersenyum, ah sepertinya childe salting. Zhongli sadar kata katanya membuat childe salting tapi dia suka melihat manusia yang ia sayangi malu-malu seperti anak kucing begini.
Zhongli mematikan kompor, makanannya sudah siap. Zhongli menyicipinyasepertinya sudah cukup, tapi ia ingin tahu apakah ini sesuai dengan selera anak kucing nya ini.
"Sayang, coba icip dulu "
"Hmmmm, kayaknya udah pas segini- HAH SAYANG?????"
Zhongli kali ini tertawa, melihat wajah childe yang semakin memerah dan melotot itu.
"Iya ada pa ?"
"BUKAN AKU BUKAN MANGGIL KAMUSNKS"
Childe yang sudah tidak bisa menahan rasa malunya yang kepalang tinggi. Ia hanya mencoba menyembunyikan wajahnya di balik celemek milik Zhongli.
"Aku bisa tarik celemeknya loh, ayo sini aku mau lihat muka cantiknya punyaku, ini?"
Zhongli menagkup tubuh Childe dan membawanya dengan bridal style.
"Makanannya????"
Zhongli membawanya ke sofa, memeluknya erat. seolah tidak ada yang bisa merebut sayangnya dari Zhongli.
"Bisa nanti, disini ada makanan yang lebih enak."
Zhongli menggigiti pipi gembul Childe. "Memakannya". Gemas.
"UDAH JANGAN DIGIGITIN LAGIII"
"Kenapa? Pipimu kayak rasa mochi, manis dan kenyal"
"UDAH GOMBALNYAAAAAAAA"
Zhongli semakin gemas melihatnya. Tpi ia sudahi, karena dirinya juga cukup lapar.. dalam artian lain.
"Woi, Akhirnya Pipi gua sakit. Jangan sekali kalinya lagi. Sakit banget."
Childe memegagi pipinya yang memerah sebelah karena ulah Zhongli. Zhongli hanya menghangatakan tubuh childe dengan memeluknya lebih errat.
"Untung aja kamu Clingynya keaku bukan ke orang lain"
"Kalo keorang lain nanti kamu ngambek. Lagi pula mana mau aku menyia nyiakan orang secantik ini."
"DIBILANGIN UDAH GOMBALNYA"
Zhongli tertawa lagi. Sudah berapa banyak tawa yang ia lepaskan untuk Childe ia tak tahu. Tapi perasaanya tidak akan pudar sedikitpun. Sesyang itu dia pada Childe.
"Udah, zhongli. Ayo makan." Kata Childe meskipun wajahnya memerah seperti tomat.
0
Senja Kala Itu
0
Writers
Publish Date
7/21/2023
0 Comment
Log in to add comment